Minggu, 02 Nov 2025
Senin, 22 Sep 2025

Menghidupkan Kembali Tanah dengan Biochar: Solusi Pertanian Masa Depan


Oleh: Dr. Duryat, S.Hut., M.Si. Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Anggota Ikaperta

Pertanian modern menghadapi tantangan serius akibat degradasi tanah, penurunan kesuburan, dan ketergantungan berlebihan pada pupuk kimia.

Banyak lahan yang dulunya subur kini semakin miskin hara, mudah tererosi, dan sulit mempertahankan kelembapan, sehingga hasil panen pun kian menurun.

Kondisi ini menuntut adanya solusi baru yang bukan hanya mampu meningkatkan produktivitas, tetapi juga memulihkan kesehatan tanah secara berkelanjutan.

Di tengah kebutuhan tersebut, muncul biochar, sebuah inovasi berbasis bahan alami yang menawarkan cara sederhana namun efektif untuk menghidupkan kembali tanah yang rusak sekaligus mendukung pertanian masa depan yang lebih ramah lingkungan.

Biochar adalah bentuk arang yang dihasilkan dari pembakaran biomassa, seperti sisa tanaman, ranting, atau limbah pertanian, dalam kondisi terbatas oksigen melalui proses yang disebut pirolisis.

Berbeda dengan arang biasa yang umumnya dipakai sebagai bahan bakar, biochar dirancang khusus untuk dimanfaatkan di tanah karena strukturnya yang berpori, sehingga mampu menyimpan air dan unsur hara.

Penggunaan biochar sebenarnya bukan hal baru, praktik serupa telah sejak lama dilakukan masyarakat kuno di Amazon yang menciptakan tanah subur legendaris bernama terra preta.

Kini, dengan dukungan penelitian modern, biochar kembali diangkat sebagai teknologi hijau yang dapat menjawab tantangan kesuburan tanah sekaligus isu lingkungan global.

Keistimewaan biochar terletak pada struktur pori-porinya yang halus, sehingga mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

Dari sisi fisik, pori-pori tersebut membantu meningkatkan sirkulasi udara sekaligus menahan air lebih lama, menjadikan tanah lebih gembur dan tidak mudah kering.

Secara kimia, biochar berperan sebagai penyimpan hara dengan cara mengikat unsur-unsur penting agar tidak cepat tercuci oleh air hujan.

Sementara dari aspek biologi, biochar menjadi “rumah” yang nyaman bagi mikroorganisme menguntungkan yang mendukung proses dekomposisi dan ketersediaan nutrisi bagi tanaman.

Kombinasi fungsi ini menjadikan biochar sebagai penggerak utama dalam memperbaiki tanah yang terdegradasi dan mendukung sistem pertanian regeneratif.

Dalam konteks pertanian regeneratif, biochar memberikan manfaat yang sangat signifikan bagi keberlanjutan sistem produksi pangan.

Aplikasi biochar mampu meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang dengan cara menyediakan ruang penyimpanan hara yang stabil dan mudah diakses akar tanaman.

Selain itu, biochar membantu petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, sehingga biaya produksi lebih efisien sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Struktur tanah yang rusak akibat erosi atau penggunaan intensif juga dapat diperbaiki, membuatnya lebih mampu menginfiltrasikan dan menahan air, serta mendukung perakaran yang sehat.

Dengan demikian, biochar bukan sekadar bahan tambahan, tetapi fondasi penting dalam membangun sistem pertanian yang produktif, ramah lingkungan, dan berdaya tahan tinggi terhadap perubahan iklim.

Selain meningkatkan kualitas tanah dan produktivitas pertanian, biochar juga memberikan kontribusi besar bagi lingkungan.

Salah satu manfaat utamanya adalah kemampuannya menyimpan karbon dalam tanah dalam jangka waktu yang sangat lama, sehingga berfungsi sebagai alat penyerap karbon (carbon sequestration) yang efektif.

Dengan demikian, penggunaan biochar dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi laju perubahan iklim.

Biochar juga berperan dalam memperbaiki kualitas air tanah, karena pori-porinya mampu menyaring polutan serta menahan unsur berbahaya agar tidak tercuci ke aliran sungai.

Artinya, biochar bukan hanya solusi untuk meningkatkan kesuburan tanah, tetapi juga langkah nyata menuju pertanian yang ramah lingkungan dan berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan.

Meski manfaatnya sudah banyak terbukti, penerapan biochar masih menghadapi sejumlah tantangan.

Produksi biochar dalam skala besar membutuhkan biaya dan peralatan tertentu, sementara di tingkat petani kecil teknologi yang tersedia sering kali masih sederhana.

Selain itu, pemahaman tentang cara penggunaan yang tepat, mulai dari dosis, jenis bahan baku, hingga metode aplikasi, masih perlu ditingkatkan agar hasilnya benar-benar optimal.

Namun demikian, di balik tantangan tersebut tersimpan peluang besar, yaitu biochar dapat dikembangkan sebagai produk bernilai ekonomi tinggi, baik untuk pasar lokal maupun global, seiring meningkatnya kesadaran terhadap pertanian berkelanjutan.

Dengan dukungan riset, pelatihan, dan kebijakan yang tepat, biochar berpotensi menjadi inovasi strategis yang tidak hanya memperbaiki tanah, tetapi juga membuka jalan baru bagi usaha hijau di sektor pertanian. ***

Tuliskan komtar mu disini
Tulisan Lainnya...